welcome to my world!!!
in here i hope u get what u want... (aduh hancur banget bahasa ane???)
tujuan q bikin blog bukan untuk mencari uang. tapi berbagi informasi seputar kesehatan Masyarakat veteriner!!!
VETRO!!

Kamis, 25 November 2010

ini adalah gambar sirkulasi darah pada pinguin...
hmm
susah juga cari yg isi tulisan vena, arteri...
hadeh..
y mudah2n ini yg di cari
ho ho ho

Kepalanya ayam (lebih tepatnya chick)

langsung saja

ini adalah gambar kepala ayam
nnt di antop di tanya rahang bawahnya...
just check ini gambarnya


nieh hajar penjelasannya
px, premaxillary; aln, ali-nasal cartilage; en, septo-nasal; n, nasal bone; l, lacrymal; pe, perpendicular plate of ethmoid, ps, prespeenoidal region; as, alisphenoid; f, frontal; p, parietal; sq, squamosal; so, superoccipital; eo, exoccipital; oc, occipital condyle; st, the cross-like object, the stapes, whose foot fits fenestra ovalis; q, quadrate; pg, pterygoid; qj, quadrato-jugal; jugal; pa, palatine; mx, maxillary. In the mandible: d, dentary; su, surangular; a, angular; ar, atricular; iap, internal angular process; pap, posterior angular process. 2, optic foramen; 5, foramen ovale,

Jumat, 17 September 2010

Demodek & Pengobatannya

Secara normal, kutu demodek dikenal sebagai fauna yang menetap pada semua anjing. Namun kutu ini akan bertambah banyak jumlahnya jika anjing sedang mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh (immunodeficiency) ata dalam kondisi stres (immunosuppressed).
Anjing-anjing yang mempunyai kecenderungan immunosuppressed adalah :
• Anjing berada pada lingkungan baru
• Anjing muda yang berusia dibawah 1,5 tahun.
• Sedang dalam pengobatan anti kanker.
• Corticosteroid dosis tinggi dan jangka panjang.
• Cushing Disease/hyperadrenocorticsm.
• Hypotyrodism
• Anjing yang sedang menderita kanker.

Demodek juga terjadi karena faktor genetik/herediter. Ras anjing yang sering dijumpai di klinik kami dan menurunkan penyakit ini pada anak-anaknya adalah trah Dachshund, Chow Chow, Shar-Pei, German Shepherp (AGJ), Rottweiler, dan Pug. Sebaiknya anjing betina yang pernah mengalami penyakit ini tidak dikembangbiakan untuk memutuskan rantai penularan penyakit demodek.
Demodek tidak terlalu menular diantara anjing, namun demikian transfer kutu demodek dari induk ke anak-anaknya dapat terjadi setelah anakan berusia 3 hari.

Tanda-tanda klinis :
• Pada kulit : Pitak-pitak, berkerak, kemerahan, kadang kala disertai rasa gatal, timbul komedo, dan sakit jika ada infeksi sekunder.
• Posisi munculnya demodek biasanya pada daerah kepala, kaki depan, moncong, ekor, dan beberapa anjing ada juga yang terserang hanya didaerah telapak kaki dan telinga saja.
• Pada kasus yang general , demodek terdapat hampir diseluruh badan dan biasanya disertai dengan infeksi sekunder pyoderma.

Diagnosis :
Dilakukan kerokan pada kulit yang agak dalam dari bagian tengah lesio / area kulit yang terkena demodek ke batas tepi antara kulit yang masih utuh dan kulit yang luka. Lalu diberi tetesan KOH 10% untuk dilihat dibawah mikroskop. Umumnya akan terlihat telur dan kutu demodek dewasa.

Pengobatan :
1. Kasus demodek lokal / setempat.
• Sebaiknya dimandikan dengan shampoo yang mengandung Benzoyl Peroxide seminggu sekali atau diberikan salep Rotenone (goodwinol) setiap hari.
• Larutkan Amitraz 0.3ml dalam 30ml air untuk dioleskan didaerah yang pitak sehari sekali selama 2 minggu.
• Berikan Vitamin E saja, adakalanya demodek lokal bisa sembuh dengan sendirinya.
• Evaluasi kerokan kulit 2 minggu setelah pengobatan.
Jika dalam 2 minggu kutu demodek masih ditemukan dalam evaluasi kerokan kulit tersebut, dan bahkan terjadi penyebaran kepitakan kulit tersebut, maka umumnya kasus demodek menjadi demodek general.

2. Kasus demodek general :
• Mandikan dengan Amitraz 0.025% (25ml Amitraz dicampur dengan air sebanyak 10 liter) 4 kali mandi dalam 1 minggu, lalu diturunkan menjadi 6 kali mandi selama 2 minggu. Jika dalam 2 bulan berturut-turut kerokan kulitnya negatif dari kutu demodek maka pengobatan dapat dihentikan .
• Berikan antibiotik oral (Cephalexin, trimetroprim-sulfa, atau Oxacilin) jika terdapat infeksi sekunder (fuliculitis pyoderma).
• Jika kasus demodeknya membandel bisa diberikan Ivermectin 200-600μg/kg PO sehari sekali untuk 14 hari. Atau injeksi 300 μg/kg SC hari 1 dan ke-14.
• Monitor dalam 1 tahun untuk dievaluasi kemungkinan kambuh lagi.
• Pertimbangkan makanan yang seimbang dan baik untuk kulit.
• Evaluasi kerokan kulit 1 minggu sekali.
3.Jika ada gatal, berikan obat antihistamin saja. Tidak memberikan preparat cortison pada kasus demodek karena akan memperparah dan tidak menyembuhkan penyakit.

Catatan :
Invermectin tidak boleh diberikan pada anjing trah Collie, Shetland Sheepdog, Old English Sheepdog, dan mix breed / keturunannya.

Amitraz mempunyai efek samping :
Pada dosis pengobatan dapat menimbulkan gejala :
1. Depresi, ngantuk selama 2-6 jam.
2. Tidak nafsu makan.
3. Muntah dan diare ringan.
4. PU/PD (haus dan kencing).

Pada dosis yang tinggi dapat menimbulkan gejala :
1. Depresi CNS.
2. Mydriasis, hupothermia, bradcardia, hypotension, kelemahan otot dan muntah.
3. Kencing tidak normal.
4. Ataxia dan gejala syaraf lainnya.
5. Kematian sering terjadi pada anjing dengan berat badan dibawah 9 kg.

Cara mengatasi jika terjadi keracunan yang disebabkan oleh Amitraz :
1. Over dosis karena mandi : Segera dimandikan dan dibilas lagi.
2. Over dosis karena terminum/terjilat : Berikan Norit atau obat induksi muntah. Yang terbaik adalah dengan memberikan antidota Yohimbine 0.1-0.2 mg/kg IV atau SC. Pengobatan boleh diberikan lagi setelah 2 jam dari suntuikan pertama.
3. Untuk penanganan secara supportive, berikan infus IV NaCl, jika perlu dapat diberikan anti muntah dan penghangat badan.

Kamis, 16 September 2010

iseng2 bermanfaat

tehnik ini untuk pemula lho

* Pertama , kamu beli dulu dech vitamin - vitamin yg ada di
toko hewan/ pets shop . Cari yg paling bagus .

* Kedua ajak si anjing jalan - jalan/ olahraga . Khan , saat
olahraga si anjing mengeluarkhan banyak energi . Si anjing
capek dan pastinya laper and haus . Nah , saat lapar gitu
lebih baik diberi dogfood sedikit ajah . Nah , ada cara
memberi makanan bwt si anjing endyut .

* Lanjutan dari tahap makanan yang kedua adalah . . .
Saat pagi - pagi berikan si anjing dogfood yang cukup
banyak saja sedikit , sebagai pengganjal perut , dan . . .
beri si anjing susu . Saat siang hari beri saja si anjing dogfood sedikit . Dan sore hari , beri makan si anjing dengan menu : . . .
Saya g' mengada - ngada , pelatih anjing pun menyarankan memberi makan seperti ini :
Pertama anda membeli ceker ayam dan hati ayam . Lalu , rebus dengan air , air itu akan menjadi kuah , dan air itu dimasukan ke dogfood si anjing dengan di campur nasi .
Dan ati ayam dan ceker ayam itu jangan dibri bumbu saat direbus ( dapat merusak kulit si anjing ! ) .
Dan hati ayam dan ceker itu di potong - potong hingga halus dan lalu dimasukkan ke dogfood yang telah dicampur kuah dan nasi . Dogfood itu masih bau ceker ayam yg menyengat , dijamin anjing anda gemuk , dan sehat . Ingat yach , beri susu dan olahraga dan juga vitamin !!!
siang hari pun

Sabtu, 11 September 2010

OBAT CACING dan pemberiannya


karena banyak yg tanya cara pengobatan cacingan pada anjing ma q nie infonya
Pengobatan cacingan!!!
Berapa banyak dosis pemberian obat cacing untuk anjing dengan menggunakan obat cacing khusus untuk anjing atau menggunakan obat cacing manusia yang banyak dijual di toko obat?.

Dosis pemberian obat cacing sangat tergantung dari berat badan bukan dari umur. Cara pemberiannya pun berbeda untuk setiap merek obat cacing.

Obat Cacing Khusus Anjing
Di toko-toko penyedia kebutuhan hewan peliharaan seperti pet shop banyak sekali ditemukan obat cacing yang diformulasikan khusus untuk anjing, salah satunya adalah Drontal Plus yang diproduksi oleh Bayer, perusahaan obat-obatan terkemuka didunia.
Pada kemasannya tertulis isi dari Drontal Plus ini yaitu 50 mg Praziquantel (Ph.EUR.), 144 mg Pyrantel Embonate dan 150 mg Febantel. 1 tablet Drontal Plus untuk setiap 10 kg berat badan. Contohnya anjing Miniature Dachsund yang memiliki berat badan rata-rata 5-8 kg maka cukup diberikan 1 tablet saja.Jika berat badan anjing antara 1-5 kg maka cukup diberikan 1/2 tablet saja.Jadi, sebaiknya pemberian dosis obat cacing merek Drontal Plus adalah 1/2 tablet/5 kg berat badan. Jika anjing memiliki berat badan 25 kg maka cukup diberikan 2,5 tablet.
Bagaimana jika anjing yang memiliki berat badan diatas 40 kg seperti anjing trah Saint Bernard yang berat badannya yang bisa mencapai 90 kg?. Maksimum pemberian obat cacing ini adalah 4 tablet sehingga untuk anjing yang memiliki berat badan diatas 40 kg tetap menggunakan 4 tablet obat cacing merek Drontal Plus.
Drontal Plus ini dapat diberikan pada anjing sejak usia 3 minggu. Berikan setiap minggu sampai anakan anjing berusia 3 bulan dan selanjutnya dapat diberikan 3 bulan sekali. Pemberian obat cacing Drontal Plus dapat langsung diberikan pada anjing karena berbentuk tablet kunyah dengan perasa atau dapat dicampurkan pada makanan. Pemberian obat cacing Drontal Plus ini dianjurkan pada saat perut kosong dan jika diberikan dengan cara dicampur dengan makanan maka jumlah makanan sebaiknya hanya 1/4 porsi makan biasanya agar obat dapat bekerja dengan baik.
Pemberian obat cacing merek Drontal Plus ini tidak dianjurkan untuk diberikan pada anjing dengan berat badan dibawah 1 kg dan anjing yang sedang hamil kecuali dengan petunjuk dari dokter hewan.
Untuk dosis dan cara pemberian obat cacing khusus anjing merek lainnya, dapat dibaca pada kemasan atau meminta keterangan cara pakai dari penjualnya karena setiap merek memiliki perbedaan formula dan jenis obatnya.

Pemberian Obat Cacing Manusia Untuk Anjing
Paling sering digunakan adalah obat cacing untuk manusia merek Combantrin buatan Pfizer. Combantrin memiliki 2 jenis bentuk yaitu dalam bentuk sirup dan tablet. Dosis pemberiannya adalah 125 mg untuk setiap 10 kg berat badan.
Combantrin mengandung Pyrantel Pamoat, untuk bentuk tablet jumlah kandungan Pyrantel Pamoat tergantung dari angka yang tertera setelah namanya. Contohnya Combantrin 125 mg berarti mengandung 125 mg Pyrantel Pamoat, tersedia dipasaran Combantrin 125mg, 250mg, dan 500mg. Sedangkan untuk bentuk sirup hanya terdapat 2 jenis saja yaitu 125 mg dengan rasa jeruk dan 250 mg dengan rasa vanila.
Anak anjing dapat diberikan Combantrin sejak usia 3 minggu dengan dosis 1 ml Combantrin rasa jeruk untuk setiap 1 kg berat badan. Jika menggunakan Combantrin rasa vanila maka dosis yang dianjurkan adalah 1/2 ml setiap 1 kg berat badan. Berikan setiap minggu sampai berumur 3 bulan dan selanjutnya dapat diberikan setiap 3 bulan sekali. Untuk anak anjing diatas usia 3 bulan dapat diberikan Combantrin tablet dengan dosis yang dianjurkan dan maksimal pemberian adalah 500 mg saja.
Catatan:
Pada beberapa anjing menderita diare setelah diberikan obat cacing.
Indukan anjing yang sedang menyusui dapat diberikan obat cacing setelah 2 minggu melahirkan.
Pemberian obat cacing sebaiknya dilakukan pada malam hari karena aktifitas anjing lebih berkurang dibanding pada siang hari.

Cara Pemberian Obat cacing
Pemberian obat pada anjing peliharaan anda pastinya pernah anda lakukan dalam seumur hidup. Anjing yang tidak sakitpun memerlukan pemberian obat yaitu vitamin atau obat cacing yang harus diberikan secara teratur selama 3 bulan sekali.
Sangat mudah memberikan obat jika anjing memiliki nafsu makan yang sangt tinggi. Anda tinggal menaruh obat tersebut ditempat makan bersama makanannya atau bahkan seperti sedang memberikan snack (makanan ringan) saja anjing dengan mudah menelan obat tanpa mengunyah.
Anjing yang memiliki nafsu makan yang rendah sering menolak obat yang kita berikan walaupun obat tersebut diberi perasa agar anjing menyukainya. Disini akan dibahas tips dan trik bgaimana memberikan obat dengan mudah: dicampur dengan makanan, pemberian obat berbentuk pil dengan paksa, dan pemberian obat berbentuk sirup atau cair dengan cara paksa dengan jenis obat berbentuk pil.
Mencampur Obat Dalam Makanan
Jika anjing memiliki nafsu makan yang tinggi anda tinggal menghancurkan pil obat atau mengaduk sirup obat pada makanannya. Untuk anjing yang nafsu makannya rendah, anda dapat menyisipkan pil obat pada daging mentah atau matang, pecahkan pil obat menjadi beberap bagian jika ukuran pil obat terlampau besar atau untuk memudahkan pemberian. Untuk pemberian obat berbentu sirup/cair sebaiknya dicampur dengan makanan yang memiliki aroma yang tajam seperti dog food kalengan atau anda dapat membuat sendiri dengan campuran daging burger, ham ataupun sosis agar bau obat tidak tercium. Jika rasa obat pahit, anda bisa memberikan tambahan sedikit gula atau madu.
A. Taruh pil ditempat makan anjing. Kondisi tempat makan harus dalam keadaan kering.
B. Dengan menggunakan sendok makan, hancurkan pil sampai berupa serbuk halus.
C. Campur serbuk obat dengan air agar larut.
D. Aduk dengan makanan sampai rata.

Pemberian Obat Pil Secara Paksa
Jika cara diatas merepotkan atau tidak berhasil sebaiknya obat berbentuk pil diberikan secara paksa seperti foto dibawah ini:
1. Pegang mulut anjing dengan kedua tangan,tangan kiri memegang bagian atas sedangkan tangan kanan memegang bagian bawah sambil memegang obat yang akan diberikan. Sisipkan jari diantara rahang anjing agar memudahkan membuka mulut anjing.
2. Tekan bagian tengah rahang atas sambil menarik keatas.
3. Masukan jari jempol anda kedalam mulut dan posisikan didalam rahang sambil menahn agar mulut dalam keadaan terbuka.
4. Anda juga bisa menaruh jari jempol diantara gigi taring dan gigi geraham untuk menahan mulut anjing agar tetap terbuka.
5. Masukan pil kebagian paling dalam mulut anjing dekat kerongkongan dengan cara melempar.
6. Jika cara nomer 5 tidak berhasil, anda dapat menaruh pil didekat kerongkongan dengan cara memasukannya dengan tangan anda. Posisikan pil didekat kerongkongan dan diatas lidah. Setelah obat ditaruh ditempat yang benar segera tutup mulut anjing seperti gambar nomer 1 dan tahan beberapa saat sampai anjing mengeluarkan lidahnya beberapa kali. Jika anjing sudah mengeluarkan lidahnya berarti obat sudah tertelan. Segera berikan minum atau makanan ringan dan perhatikan beberapa saat setelah melepas pegangan, jika obat tidak tertelan atau dimuntahkan maka ulangi kembali cara diatas. Jangan lupa untuk memuji dan membelai anjing begitu anjing selesai minum obat agar anjing tidak stres dan senang diberi obat.
Pemberian Obat Sirup/Cair Secara Paksa
Jika obatnya pahit sebaiknya dicampur dengan madu, gula atau pemanis buatan agar anjing menyukai rasanya dan memudahkan untuk menelannya. Menurut drh.Agus Wardhana dari Surabaya, obat berbentuk sirup sebaiknya diencerkan terlebih dahulu supaya lebih mudah ditelan oleh anjing.
1. Untuk memudahkan pemberian obat dalam bentuk cair sebaiknya anda menggunakan suntikan bekas yang sudah dicopot jarumnya. Jangan lupa untuk mencuci terlebih dahulu dengan menggunakan sabun dan pastikan alat suntik bekas sudah bersih. Gunakan alat suntik bekas vaksinasi atau anda dapat meminta alat suntik beks didokter hewan langganan anda. Jika anda tidak memiliki alat suntik, anda dapat menggunakan pipet yang bisa anda dapat ditoko obt atau apotik.
2. Mulut anjing tetap dalam keadaan tertutup, masukan jari jempol tangan kiri anda dibagian paling belakang rahang.
3. Selipkan alat suntik atau pipet yang berisi obat. Ingat, masukan obat perlahan-lahan karena jika terburu-buru atau cepat dapat menyebabkan anjing tersedak. Secara otomatis anjing akan menjilat ketika obat dimasukan secara perlahan, untuk obat yang memiliki rasa manis anjing akan lebih senang.
Setelah selesai, segera berikan makanan ringan yang ia sukai dan puji begitu selesai memberikan obat agar pemberian obat menjadi hal yang menyenangkan untuknya.

Catatan :
  • Biasakan untuk membuka mulut anjing sejak usia sedini mungkin agar anjing terbiasa dan tidak sulit jika ingin diberi obat secara paksa..
  • Pilih obat yang dibut khusus untuk anjing karena obat ini memiliki rasa yang pastinya disukai oleh anjing.

Minggu, 05 September 2010

jaringan Pengikat

jika ragu2 dengan materi ini..
bisa silahkan masuk ke web
histovet1.blogspot.com


Jaringan pengikut pengikat dapat disebut juga connective tissue, jaringan penyokong atau anyaman penyokong.

Jaringan Pengikat dapat dibagi ke dalam 3 kategori :

1. Jaringan Pengikat Sebenarnya
2. Jaringan Pengikat Penyokong : Kartilago dan Tulang
3. Jaringan Pengikat dengan Fungsi Khusus : Darah

Sedangkan fungsinya yaitu :
1. mengikat, menghubungkan dan mengisi celah antara jaringan lain
2. sebagai penyokong atau penopang
3. berfungsi khusus

Komponen-komponen yang menyusun jaringan pengikat terdiri atas :

- sel
- substansi dasar
- komponen fibriler

1. SEL
Jaringan pengikat mempunyai bermacam-macam sel terutama dalam jaringan pengikat longgar.

2. SUBSTANSI DASAR
Substansi dasar merupakan substansi yang amorf tempat komponen-komponen lain dari jaringan pengikat terendam. Karl Meyer menyelidiki sifat-sifat kimiawi dari substansi interseluler yang menuntun kepada penemuan komponen utama dari substansi dasar semacam mukopolisakharida yang merupakan karbohidrat. Ternyata mukopolisakharid ini terdiri atas Asam hialuronik yang tidak bergugus sulfat dan Asam Khondroitin sulfurik.

3. KOMPONEN FIBRILER
Dengan mikroskop cahaya komponen fibriler dapat dibedakan dalam :
serabut kolagen
serabut elastis
serabut retikuler.

Serabut Kolagen
Terbentuk dari protein kolagen yang merupakan jenis protein paling banyak terdapat dalam tubuh. Diameternya antara 1 µm – 12 µm dengan rata-rata sebesar eritrosit (7,7 µm).
Serabut kolagen terdiri dari gabungan serabut-serabut yang lebih halus berdiameter 0,3 µm – 0,5 µm yang disebut fibril. Dalam keadaan segar serabut kolagen berwarna putih, oleh karena itu dinamakan pula sebagai serabut putih. Serabut kolagen tahan terhadap tekanan ataupun tarikan, tetapi tidak bersifat lentur. Dengan pewarnaan HE akan terwarna merah muda atau merah.

Serabut ElastisBahan yang menyusun serabut elastis adalah protein elastin yang bersifat sangat tahan terhadap pengaruh kimia. Dalam keadaan segar serabut ini berwarna kuning. Serabut elastis bersifat kenyal dan elastik.
Dengan pewarnaan HE tampak lebih merah jika dibandingkan dengan serabut kolagen. Serabutnya tipis dan panjang dengan ketebalan kurang dari 1 µm sampai beberapa mikron.

Serabut Retikuler
Dalam jaringan pengikat terdapat serabut-serabut halus yang saling berhubungan membentuk anyaman atau jala. Serabut ini banyak dijumpai sebagai kerangka dalam jaringan limfoid dan hemopoietik.

----------------------------------------------------------------

JARINGAN PENGIKAT SEBENARNYA

KLASIFIKASI JARINGAN PENGIKAT

Berdasarkan tingkat diferensiasi jaringan pengikat dapat dibedakan adanya:

1. jaringan pengikat embrional
2. jaringan pengikat dewasa

I. JARINGAN PENGIKAT EMBRIONAL

Dalam embrio terdapat dua jenis jaringan embrional yaitu :
- jaringan mesenkhim dan
- jaringan mukosa.

Jaringan mesenkhim semula terdapat sebagai jaringan pengisi antara lapisan entoderm dan ektoderm dalam embrio. Jaringan inilah yang banyak berkembang menjadi jaringan dasar dewasa khususnya menjadi jaringan pengikat.
Gambaran histologisnya sangat khas, karena sebagian besar tersusun secara longgar sel-sel yang mempunyai tonjolan sitoplasma yang saling berhubungan. Dalam keadaan hidup celah-celah antara sel diisi oleh mukopolisakharid. Kadang-kadang di antara sel-sel tersebut sudah tampak fibril halus.

Jaringan mukosa juga merupakan jaringan embrional hanya terdapat dalam tali pusat, humor vitreus dalam bola mata. Bentuk sel yang menyusunnya berbentuk oval stelat dengan inti berbentuk sesuai dengan bentuk selnya. Di antara sel-selnya tampak serabut-serabut kolagen dan terdapat bahan yang lebih cair yang menyerupai lendir. Pada tali pusat bahan tersebut dinamakan Wharton jelly.

II. JARINGAN PENGIKAT DEWASA

5 jenis jaringan pengikat dewasa yaitu :
- jaringan pengikat longgar,
- jaringan pengikat padat,
- jaringan pengikat retikuler,
- jaringan pengikat berpigmen, dan
- jaringan lemak.

a. Jaringan pengikat longgar

Strukturnya longgar karena komponen sel-selnya dipisahkan oleh substansi interseluler yang nyata. Jaringan pengikat longgar dengan pembuluh kapilernya trsebar luas di seluruh tubuh biasanya memberikan tempat kedudukan bagi sel-sel epitel di atasnya untuk bertumpu atau di sekitar sel-sel kelenjar, serabut saraf. Jaringan pengikat longgar berfungsi untuk menyokong dan memberikan nutrisi kepada sel-sel otot.
Gambaran histologisnya yaitu adanya bermacam-macam sel yang tersebar berjauhan di antara serabut-serabut kolagen dan elastis yang tersusun tidak teratur. Biasanya serabut kolagen berada sebagai berkas-berkas bercabang dan serabut elastis yang lebih tipis tampak lebih kemerah-merahan.
Jenis sel yang terdapat di dalam jaringan pengikat longgar yaitu : fibroblas, sel lemak, plasmasit, makrofag, mastosit, sel-sel mesenkhimbelum berdiferensiasi, sel imigran dan sel pigmen.
Fibroblas
Sel ini berbentuk sebagai kumparan dengan bagian yang membesar mengandung inti yang berbentuk ovoid dengan butir-butir khromatin halus dan sebuah nukleolus. Sitoplasma fibroblas mempunyai tonjolan-tonjolan dan tampak pucat.
Sel yang masih muda lebih banyak tonjolan-tonjolannya. Sitoplasma sekeliling inti lebih basofil karena sel tersebut sedang aktif mensintesis protein. Fibroblas muda mampu mengadakan pembelahan sel. Fibroblas dewasa sedikit kemampuan untuk membelah.

Sel lemakApabila kelompok sel-sel lemak menjadi sangat besar maka terbentuk jaringan lemak. Sel lemak sangat mudah dibedakan terhadap jenis sel lain. Sel lemak telah dapat dibedakan sejak mulai terjadi penimbunan tetes-tetes lemak dalam sitoplasma sampai terjadinya penyatuan yang semakin membesar sehingga inti bersama sitoplasma terdorong ke tepi.

Plasmasit
Sel ini sangat erat hubungannya dengan sistem imunitas karena berasal dari perkembangan limfosit B yang akan menghasilkan antibody. Plasmasit mudah dikenal karena penampilannya yang khas yaitu : berbentuk bulat panjang, inti bulat yang terletak eksentrik. Susunan khromatin dalam inti menyerupai gambaran jari-jari roda, sitoplasma bersifat basofil karena aktif mensintesis antibody yang merupakan protein.

Sel Makrofag
Mempunyai kemampuan memangsa (fagositosis) oleh karena itu berperan dalam pertahanan tubuh. Sitoplasmanya mengandung lisosom yang mengandung enzim guna untuk melisiskan bakteri.
Bentuk sel biasanya oval tetapi tidak tetap. Inti terletak eksentrik. Makrofag berasal dari monosit dalam darah. Apabila benda yang akan difagositosis cukup besar maka beberapa sel makrofag berfusi membentuk sel raksasa atau sel benda asing.

Mastosit (Mast Cell)
Dinamakan mast cell karena terlihat sebagai sebuah sel yang besar yang terisi penuh dengan butir-butir.
Bentuk sel biasanya ovoid dengan inti bulat di tengah. Biasanya inti sulit terlihat karena tertutup oleh butir-butir yang memenuhi sel. Butir-butir tersebut mengandung bahan-bahan seperti heparin, histamin dan berbagai enzim yang diketahui berhubungan dengan gejala alergi anafilaksis.
Terlepasnya buti-butir yang mengandung berbagai zat aktif tersebut disebabkan oleh adanya alergen dan antibody dari kelas IgE yang menempel pada permukaan sel. Gejala yang timbul akibat terlepasnya butir-butir ini antara lain gatal-gatal, udem, sesak nafas.

Sel mesenkhim muda
Dalam jaringan pengikat longgar biasanya dapat diketemukan sel-sel mesenkhim yang belum mengalami diferensiasi.

Sel imigran
Yang dimaksud dengan sel imigran yaitu berbagai jenis sel yang biasanya tidak dijumpai dalam jaringan pengikat longgar tetapi merupakan pendatang dari luar misalnya leukosit, limfosit, monosit.

b. Jaringan Pengikat Padat

Tergantung pada keteraturan komponen serabut penyusunnya, jaringan pengikat padat dibedakan dalam : jaringan pengikat padat ireguler dan jaringan pengikat padat reguler.

Jaringan Pengikat Padat Ireguler

Berfungsi sebagai pembungkus berbagai organ, tendo, serabut saraf, otot dan sebagai dermis pada kulit. Gambaran jaringan ini menunjukkan lalu lalangnya serabut kolagen dari berbagai ukuran dengan sel-sel yang tidak begitu banyak jumlahnya.

Jaringan Pengikat Padat Reguler

Gambarannya sangat berbeda karena komponen fibriler berjalan dalam arah yang sama sesuai dengan kebutuhan mekanik yang diperlukan. Tergantung pada serabut yang paling menonjol dibedakan menjadi : jaringan pengikat padat kolagen reguler dan jaringan pengikat padat elastis.

1. Jaringan Pengikat Padat Kolagen Reguler

Sebagian besar serabut-serabutnya dari jenis kolagen misalnya terdapat sebagai tendo, ligamentum, fascia, aponeurosis dan cornea. Pada tendo terlihat jelas kolagen tersusun memanjang padat. Di antara berkas-berkas serabut kolagen terdapat fibroblas yang seakan-akan terhimpit. Badan sel menjadi lebih panjang dengan tonjolan-tonjolan yang melebar di antara berkas kolagen. Karena tonjolan-tonjolannya seperti sayap maka disebut Flugel Zell (sel sayap).

2. Jaringan Pengikat Padat Elastis

Jaringan pengikat ini misalnya terdapat sebagai : ligamentum flavum, ligamentum vocale, ligamentum nuchae dan ligamentum stylohyoideum. Pada potongan memanjang tampak berkas-berkas serabut elastis tersusun sangat rapat dengan sel-sel fibroblas tersebar di antaranya. Pada potongan melintang jelas sekali adanya sel-sel fibroblas yang terhimpit di antara berkas-berkas serabut elastis yang berbentuk bulat atau bersudut-sudut. Jaringan padat elastis dapat juga berbentuk sebagai lembaran misalnya fascia scarpae pada dinding perut atau sebagai membrana fenestra pada dinding aorta.

c. Jaringan Retikuler

Sebagian besar jaringan ini tersusun oleh serabut retikuler. Biasanya terdapat sel retikuler primitif atau sel makrofag. Serabut bersama sel-selnya membentuk kerangka atau stroma dalam jaringan limfoid dan jaringan mieloid (sumsum tulang).

d. Jaringan Pengikat Pigmen

Termasuk jaringan pengikat khusus yang tidak banyak terdapat dalam tubuh, di antaranya terdapat sebagai Tunica suprachoroidea dan Lamina fusca pada sclera bola mata.

e. Jaringan Lemak

Fungsinya sebagai pelindung terhadap gangguan suhu dan mekanik, serta mempunyai arti penting dalam metabolisme.

1. jaringan lemak putih

Merupakan jaringan lemak yang biasa terdapat. Biasanya berbentuk bulat dan tersusun sangat rapat. Jaringan lemak jenis ini banyak terdapat sebagai jaringan di bawah kulit. Kelompok sel-sel lemak tersebut biasanya membentuk lobulus yang dipisahkan oleh jaringan pengikat padat. Sel-sel lemak yang menyusun biasanya mempunyai sebuah rongga yang besar yang diisi oleh lemak sehingga disebut sel lemak unilokuler, inti sel terdesak ke tepi.

2. jaringan lemak cokelat

Warna jaringan lemak ini mulai cokelat sampai kemerah-merahan. Warna cokelat disebabkan oleh kepadatan sitokhrom dan juga karena banyak mengandung pembuluh darah. Jaringannya tersusun oleh sel-sel lemak yang lebih kecil ukurannya dari sel lemak pada jaringan lemak putih. Sel lemak berbentuk poligonal. Sitoplasmanya lebih jelas terlihat dengan sejumlah tetes-tetes lemak yang menempati dalam rongga yang jumlahnya lebih dari sebuah sehingga disebut sel lemak multilokuler, inti yang bulat terletak eksentrik.
Kalau jaringan lemak putih atau kuning dapat berasal dari jaringan pengikat longgar yang tersebar di seluruh tubuh sepanjang hidupnya, maka jaringan lemak cokelat terbatas pada tempat-tempat tertentu dan terbentuk pada waktu embrio saja. Sehingga jaringan lemak cokelat tidak akan bertambah setelah lahir.

Jumat, 03 September 2010

histologi darah (yang ada di paper q)

wokeh ini materi histologi tentang darah....
cekidot
DARAH.

Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut Plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi interseluler yang berbentuk plasma. Fungsi utama dari darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. 

Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein), yang terdapat dalam eritrosit dan mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni. 

Pada manusia umumnya memiliki volume darah sebanyak kurang lebih 5 liter dengan unsur-unsur pembentuknya yaitu sel-sel darah, platelet, dan plasma. Sel darah terdiri dari eritrosit dan leukosit, platelet yang merupakan trombosit atau keping darah, sedangkan plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung : 
Air (90%) 

Zat terlarut (10%) yang terdiri dari : 
- Protein plasma (albumin, globulin, fibrinogen) 7% 
- Senyawa Organik (As. Amino, glukosa, vitamin, lemak) 2.1% 
- Garam organik (sodium, pottasium, calcium) 0.9% 

Untuk dapat melihat perbedaan dari sel darah dengan plasma dapat dilakukan dengan cara sentrifugasi tabung hematokrit berisi darah yang telah diberi bahan anti pembekuan. 
Eritrosit 
Leukosit 
Plasma 

Dapat dilihat untuk bagian yang berwarna merah merupakan eritrosit, selapis tipis warna putih merupakan kumpulan sel-sel darah putih ( leukosit) can cairan kuning merupakan plasma. 

JENIS SEL DARAH 

1. ERITROSIT 

Dalam setiap 1 mm3 darah terdapat sekitar 5 juta eritrosit atau sekitar 99%, oleh karena itu setiap pada sediaan darah yang paling banyak menonjol adalah sel-sel tersebut. Dalam keadaan normal, eritrosit manusia berbentuk bikonkaf dengan diameter sekitar 7 -8 μm, tebal ± 2.6 μm dan tebal tengah ± 0.8 μm dan tanpa memiliki inti. 
Komposisi molekuler eritrosit menunjukan bahwa lebih dari separuhnya terdiri dari air (60%) dan sisanya berbentuk substansi padat. Secara keseluruhan isi eritrosit merupakan substansi koloidal yang homogen, sehingga sel ini bersifat elastis dan lunak. Eritrosit mengandung protein yang sangat penting bagi fungsinya yaitu globin yang dikonjugasikan dengan pigmen hem membentuk hemoglobin untuk mengikat oksigen yang akan diedarkan keseluruh bagian tubuh. Seperti halnya sel-sel yang lain, eritrositpun dibatasi oleh membran plasma yang bersifat semipermeable dan berfungsi untuk mencegah agar koloid yang dikandungnya tetap didalam. 
Gambar 1. eritrosit 
Dari pengamatan eritrosit banyak hal yang harus diperhatikan untuk mengungkapkan berbagai kondisi kesehatan tubuh. Misalnya tentang bentuk, ukuran, warna dan tingkat kedewasaan eritrosit dapat berbeda dari normal. Jika dalam sediaan apus darah terdapat berbagai bentuk yang abnormal dinamakan poikilosit, sedangkan sel-selnya cukup banyak maka keadaan tersebut dinamakan poikilositosis. Eritrosit yang berukuran kurang dari normalnya dinamakan mikrosit dan yang berukuran lebih dari normalnya dinamakan makrosit. 

Warna eritrosit tidak merata seluruh bagian, melainkan bagian tengah yang lebih pucat, karena bagian tengah lebih tipis daripada bagian pinggirnya. Pada keadaan normal bagian tengah tidak melebihi 1/3 dari diameternya sehingga selnya dinamakan eritrosit normokhromatik. Apabila bagian tengah yang pucat melebar disertai bagian pinggir yang kurang terwarna maka eritrosit tersebut dinamakan eritrosit hipokromatik. Sebaliknya apabila bagian tengah yang memucat menyempit selnya dimanakan eritrosit hiperkhromatik. 


2. LEUKOSIT 

Leukosit adalah sel darah yang mengendung inti, disebut juga sel darah putih. Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asingan. Didalam darah manusia, normal didapati jumlah leukosit rata-rata 6000-10000 sel/mm3, bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaan ini disebut leukositosis, bilakurang dari 5000 disebut leukopenia. 
Sebenarnya leukosit merupakan kelompok sel dari beberapa jenis. Untuk klasifikasinya didasarkan pada morfologi inti adanya struktur khusus dalam sitoplasmanya. 
Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih dapat dibedakan yaitu : 


1. Granulosit 
Yang mempunyai granula spesifik, yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair, dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang bervariasi. 
Terdapat tiga jenis leukosit granuler : 
- Neutrofil, 
- Basofil, dan 
- Asidofil (atau eosinofil) 
yang dapat dibedakan dengan afinitas granula terhadap zat warna netral, basa dan asam. 


2. Agranulosit 
Yang tidak mempunyai granula spesifik, sitoplasmanya homogen dengan inti bentuk bulat atau bentuk ginjal. Terdapat dua jenis leukosit agranuler yaitu : 

- limfosit (sel kecil, sitoplasma sedikit) dan 
- monosit (sel agak besar mengandung sitoplasma lebih banyak). 



NETROFIL 

Di antara granulosit, netrofil merupakan merupakan jenis sel yang terbanyak yaitu sebanyak 60 – 70% dari jumlah seluruh leukosit atau 3000-6000 per mm3 darah normal. 
Pada perkembangan sel netrofil dalam sumsum tulang, terjadi perubahan bentuk intinya, sehingga dalam darah perifer selalu terdapat bentuk-bentuk yang masih dalam perkembangan. Dalam keadaan normal perbandingan tahap-tahap mempunyai harga tertentu sehingga perubahan perbandingan tersebut dapat mencerminkan kelainan. Sel netrofil matang berbentuk bulat dengan diameter 10-12 μm. Intinya berbentuk tidak bulat melainkan berlobus berjumlah 2-5 lobi bahkan dapat lebih. Makin muda jumlah lobi akan berkurang. Yang dimaksudkan dengan lobus yaitu bahan inti yang terpisah-pisah oleh bahan inti berbentuk benang. Inti terisi penuh oleh butir-butir khromatin padat sehingga sangat mengikat zat warna basa menjadi biru atau ungu. Oleh karena padatnya inti, maka sukar untuk untuk memastikan adanya nukleolus. 
Dalam netrofil terdapat adanya bangunan pemukul genderang pada inti netrofil yang tidal lain sesuai dengan Barr Bodies yang terdapat pada inti sel wanita. Barr Bodies dalam inti netrofil tidak seperti sel biasa melainkan menyendiri sebagai benjolan kecil. Hal ini dapat digunakan untuk menentukan apakah jenis kelamin seseorang wanita. 
Dalam sitoplasma terdapat 2 jenis butir-butir ata granul yang berbeda dalam penampilannya dengan ukuran antara (0.3-0.8μm). 

Granul pada neutrofil tersebut yaitu : 

- Azurofilik yang mengandung enzym lisozom dan peroksidase, dimana sudah mulai tampak sejak masih dalam sumsum tulang yang makin dewasa makin berkurang jumlahnya. Ukurannya lebih besar dari pada jenis butir yang kedua dan kebanyakan telah kehilangan kemampuan mengikat warna. Dengan pewarnaan Romanovsky butiran ini tampak ungu kemerah-merahan. 

- Granul spesifik lebih kecil mengandung fosfatase alkali dan zat-zat bakterisidal 
(protein Kationik) yang dinamakan fagositin. Dinamakan butir spesifik karena hanya terdapat pada sel netrofil dengan ukran lebih halus. Butiran ini baru tampak dalam tahap mielosit, berwarna ungu merah muda dan pada sel dewasa akan tampak lebih banyak daripada butir azurofil. 

Neutrofil jarang mengandung retikulum endoplasma granuler, sedikit mitokonria, 
apparatus Golgi rudimenter dan sedikit granula glikogen. Neutrofil merupakan garis depan pertahanan seluler terhadap invasi jasad renik, menfagosit partikel kecil dengan aktif. Dengan adanya asam amino D oksidase dalam granula azurofilik penting dalam pengenceran dinding sel bakteri yang mengandung asam amino D. Selama proses fagositosis dibentuk peroksidase. Mielo peroksidase yang terdapat dalam neutrofil berikatan dengan peroksida dan halida bekerja pada molekul tirosin dinding sel bakteri dan menghancurkannya. 
Dibawah pengaruh zat toksik tertentu seperti streptolisin toksin streptokokus membran granula-granula neutrofil pecah, mengakibatkan proses pembengkakan 
diikuti oleh aglutulasi organel - organel dan destruksi neutrofil. 
Neotrofil mempunyai metabolisme yang sangat aktif dan mampu melakukan glikolisis baik secara aerob maupun anaerob. Kemampuan nautrofil untuk hidup dalam lingkungan anaerob sangat menguntungkan, karena mereka dapat membunuh bakteri dan membantu membersihkan debris pada jaringan nekrotik 

EOSINOFIL
 

Jmlah sel eosinofil sebesar 1-3% dari seluruh lekosit atau 150-450 buah per mm3 darah. Ukurannya berdiameter 10-15 μm, sedikit lebih besar dari netrofil. Intinya biasanya hanya terdiri atas 2 lobi yang dipisahkan oleh bahan inti yang sebagai benang. Butir-butir khromatinnya tidak begitu padat kalau dibandingkan dengan inti netrofil. 
Eosinofil berkaitan erat dengan peristiwa alergi, karena sel-sel ini ditemukan dalam jaringan yaang mengalami reaksi alergi. Eosinofil mempunyai kemampuan melakukan fagositosis, lebih lambat tapi lebih selektif dibanding neutrofil. Eosinofil memfagositosis komplek antigen dan antibodi, ini merupakan fungsi eosinofil untuk melakukan fagositosis selektif terhadap komplek antigen dan antibodi. Eosinofil mengandung profibrinolisin, diduga berperan mempertahankan darah dari pembekuan, khususnya bila keadaan cairnya diubah oleh proses-proses Patologi. 


BASOFIL 

Jenis sel ini terdapat paling sedikit diantara sel granulosit yaitu sekitar 0.5%, sehingga sangat sulit diketemukan pada sediaan apus. Ukurannya sekitar 10-12 μm sama besar dengan netrofil. Kurang lebih separuh dari sel dipenuhi oleh inti yang bersegmen-segmen ata kadang-kadang tidak teratur. Inti satu, besar bentuk pilihan irreguler, umumnya bentuk huruf S, sitoplasma basofil terisi granul yang lebih besar, dan seringkali granul menutupi inti, sehingga tidak mudah untuk mempelajari intinya. Granul spesifik bentuknya ireguler berwarna biru tua dan kasar tampak memenuhi sitoplasma. 
Granula basofil mensekresi histamin yang berperan dalam dalam proses alergi basofil merupakan sel utama pada tempat peradangan ini 
dinamakan hypersesitivitas kulit basofil. 

LIMFOSIT 

Limfosit dalam darah berkuran sangat bervariasi sehingga pada pengamatan sediaan apus darah dibedakan menjadi : limfosit kecil (7-8 μm), limfosit sedang dan limfosit besar (12 μm). 
Jumlah limfosit mendduki nomer 2 setelah netrofil yaitu sekitar 1000-3000 per mm3 darah atau 20-30% dari seluruh leukosit. Di antara 3 jenis limfosit, limfosit kecil terdapat paling banyak. Limfosit kecil ini mempunyai inti bulat yang kadang-kadang bertakik sedikit. Intinya gelap karena khromatinnya berkelompok dan tidak nampak nukleolus. Sitoplasmanya yang sedikit tampak mengelilingi inti sebagai cincin berwarna biru muda. Kadang-kadang sitoplasmanya tidak jelas mungkin karena butir-butir azurofil yang berwarna ungu. Limfosit kecil kira-kira berjumlah 92% dari seluruh limfosit dalam darah. 
Limfosit mempunyai kedudukan yang penting dalam sistem imunitas tubuh, sehingga sel-sel tersebut tidak saja terdapat dalam darah, melainkan dalam jaringan khusus yang dinamakan jaringan limfoid. Berbeda dengan sel-sel leukosit yang lain, limfosit setelah dilepaskan dari sumsum tulang belum dapat berfungsi secara penuh oleh karena hars mengalami differensiasi lebih lanjut. Apabila sudah masak sehingga mampu berperan dalam respon immunologik, maka sel-sel tersebut dinamakan sebagai sel imunokompeten. Sel limfosit imunokompeten dibedakan menjadi limfosit B dan limfosit T, walaupun dalam sediaan apus kita tidak dapat membedakannya. Limfosit T sebelumnya mengalami diferensiasi di dalam kelenjar thymus, sedangkan limfosit B dalam jaringan yang dinamakan Bursa ekivalen yang diduga keras jaringan sumsum tulang sendiri. Kedua jenis limfosit ini berbeda dalam fngsi immunologiknya. 
Sel-sel limfosit T bertanggung jawab terhadap reaksi immune seluler dan mempunyai reseptor permukaan yang spesifik untuk mengenal antigen asing. Sel limfosit B bertugas untuk memproduksi antibody humoral antibody response yang beredar dalam peredaran darah dan mengikat secara khusus dengan antigen asing yang menyebabkan antigen asing tersalut antibody, kompleks ini mempertinggi fagositosis, lisis sel dan sel pembunuh (killer sel atau sel K) dari organisme yang menyerang. Sel T dan sel B secara marfologis hanya dapat dibedakan ketika diaktifkan oleh antigen. 

MONOSIT 

Jenis sel agranulosit ini berjumlah sekitar 3-8% dari seluruh leukosit. Sel ini merupakan sel yang terbesar diantara sel leukosit karena diameternya sekitar 12-15 μm. Bentuk inti dapat berbentuk oval, sebagai tapal kuda atau tampak seakan-akan terlipat-lipat. Butir-butir khromatinnya lebih halus dan tersebar rata dari pada butir khromatin limfosit. 
Sitoplasma monosit terdapat relatif lebih banyak tampak berwarna biru abu-abu. Berbeda dengan limfosit, sitoplasma monosit mengandung butir-butir yang mengandung perioksidase seperti yang diketemukan dalam netrofil. 
Monosit mampu mengadakan gerakan dengan jalan membentuk pseudopodia sehingga dapat bermigrasi menembus kapiler untuk masuk ke dalam jaringan pengikat. Dalam jaringan pengikat monosit berbah menjadi sel makrofag atau sel-sel lain yang diklasifikasikan sebagai sel fagositik. Didalam jaringan mereka masih mempunyai membelah diri. Selain berfungsi fagositosis makrofag dapat berperan menyampaikan antigen kepada limfosit untuk bekerjasama dalam sistem imun. 

3. TROMBOSIT (Keping Darah) 

Walaupun amanya menunjukan bahwa merupakan sebuah sel, namun sebenarnya tidak memenuhi syarat sebagai sebuah sel yang utuh karena tidak memiliki inti. Oleh karena itu dinamakan keping darah. Berbentuk sebagai keping-keping sitoplasma berukuran 2-5 μm lengkap dengan membran plasma yang mengelilinginya. Trombosit ini khusus terdapat dalam darah mamalia. Untuk menentkan jumlahnya, tidak begit mudah karena trombosit mempunyai kecenderungan untuk bergumpal. Diperkirakan jumlahnya sekitar 150-300ribu setiap μl, sedang umurnya sekitar 8 hari. 
Pada sediaan apus darah, trombosit sering terdapt bergumpal . Setiap keping tampak bagian tepi yang berwarna biru muda yang dinamakan Hialomer dan bagian tengah yang berbutir-butir berwarna ungu dinamakan granulomer atau khromomer. Hialomer mempunyai tonjolan-tonjolan sehingga bentknya tidak teratur.